Wednesday 27 October 2010

catatan kecil di binder (part 9)

Akhirnya datang juga. Udah sekian lama gue nunggu kata penutup dari dosen. Lega rasanya. Kelas gue mulai tenang, setenang ombak di lautan. Padahal sebelumnya kayak ada tsunami. Trus gitu ada hujan, petir dan badai juga. Diskusi kali ini ngalah2n sidang pengitungan suara. Ribut. Suara2 bersahutan. Dosen kewalahan. Moderator kelimpungan. Ruangan sebelah jadi kalah saingan. Bayangin aja, yang ini belum selesai ngomong, yang itu mo ngasih intrupsi. Trus gitu, ngomongnya kenceng pula. Kayaknya udah terlatih. Maklum aja, temen2 gue adalah pejuang di garis depan di setiap demo atau aksi.

Jadi, sepertinya masalah poligami tidak hanya menjadi perdebatan serius di antara para ulama dan pemerintah, tapi juga di kelas gue. Perdebatan ini banyak memunculkan pemikiran baru (sesuai dengan standarisasi otak temen2 gue). Gak usah takut. Pemikiran ini gak akan sampai mengistinbatkan suatu hukum baru. Soalnya pemikiran temen gue gak beda jauh lah levelnya ama pemikiran the Curious George. Peace! Hhi.. *kabuuurr..*

Cowok1 : populasi cewek lebih banyak di banding cowok. I'll be guardian angel for them..
Cewek1 : hiks, i hate this! *sambil lari keluar ruangan*
Cowok2 : kasian ama ceweknya. gak tega ah..
Cewek2 : say no to poligami!
Cowok3 : bilang saja OK..
Cowok4 : senangnya dalam hati klo beristri 2. klo gak pecah temberang sih..
Cewek3 : aku tak mau klo aku di madu..
Cewek4 : ih ogah banget!
Cewek5 : gubrakk!! *jatuh dari kursi* (bantuin bini lu, fiz!)

Hm.. Gimana pun caranya, intinya gak boleh ada yang di rugiin. Harus bisa jaga perasaan pasangan masing2. Iya kan? Iya dong? What about u?

2 comments: