Saturday 22 January 2011

teguran

Tadi siang seorang bapak tua menemui saya. Awalnya teman saya sudah menemui beliau, tapi katanya beliau ingin ketemu sama yang sudah khatam hafal Alquran (mudah2n saya di jauhkan dari penyakit riya dan sombong, amiin..).

Kedatangan pak tua itu hanya ingin saya mendengarkan bacaan surah Alfatihahnya. Beliau katanya mau jadi imam. Oke, hanya mendengarkan pikir saya. No problem. Ya klo ada kesalahan akan saya perbaiki. Karna memang itu yang di inginkannya.

Bapak itu mulai membaca dan saya menyimak. Ayat demi ayat di baca dengan fasih. Tak ada kesalahan. Sempurna menurut saya, di bagian bacaan. Klo bagian lagu atau irama, itu bukan bidang saya. Tapi sejauh yang saya dengarkan, irama bapak tua itu kedengaran asyik. Termasuk bagus bagi kalangan seusia beliau.

Selesai membaca dan sedikit mengobrol, bapak tua itu pun pamit. Kemudian beliau menyodorkan sebuah amplop kepada saya. Apa ini, pak? Tanya saya sekedar basa-basi, karna saya tau isinya adalah uang. Hm.. Kelihatannya ini terlalu berlebihan menurut saya. Padahal saya hanya mendengarkan bacaan surah Alfatihah. Bukan surah Albaqarah atau surah Yaasin. Tak butuh waktu sampai 5 menit. Isi amplopnya pun cukup banyak bagi ukuran kantong saya. Saya sempat gak enak. Tapi akhirnya saya terima juga.
Terima kasih, pak!

Kedatangan bapak tersebut membuat saya senang sekaligus cemas. Senang karna dapat rezeki. Cemas karna pikiran saya mendadak gak karuan. Berbagai pertanyaan berseliweran di pikiran saya.

Siapa bapak itu sebenarnya?
Kenapa bapak itu menemui saya?
Kenapa bapak itu datang di saat hafalan saya sedang terkatung2?
Apa saya pantas menerima apa yang di berikan bapak tersebut? Sedangkan saya tidak merasa memberi apa2.

Yang saya petik dari kedatangan bapak itu adalah bahwa beliau secara tak langsung telah mengingatkan saya bahwa saya adalah seorang penghafal. Sudah seyogyanya saya menjaga hafalan saya yang beberapa bulan belakangan saya tinggalkan. Saya merasa seperti mendapat tamparan keras. PLAKK!

Sebenarnya saya punya rencana akan mengulang hafalan saya pada seorang ustad. Sudah cukup lama. Cuma sampai sekarang, rencana itu masih jadi rencana. Belum terlaksana. Tapi insya allah, Jumat depan saya akan merealisasikan rencana saya tersebut.

Sekali lagi, terima kasih, pak!

No comments:

Post a Comment