Sunday 30 September 2012

Hatiku Butuh Cahaya


Jika “kamu” adalah pelita. Maka benarlah mengapa hatiku kelam
Aku butuh “kamu”
Aku butuh cahaya
Untuk hatiku

Aku berdiri tegap menanti munculnya pagi
Sesegera mentari menampakkan wujudnya di ujung gunung
Aku terhenyak saat sinarnya terhalang awan tebal
Mendadakku terduduk lemas di keremangan
Semuanya jadi kabur. Samar-samar.
Tak mungkin aku seenaknya menerka

Aku menunggu sang bulan di gulita malam
Namun kabut tiba2 menganggu cahayanya
Dan bintang asyik bersembunyi entah dimana
Gelap. Suram.
Aku meraba hatiku perlahan

Aku berdoa demi kehadiran angin
Dia akan memberiku cahaya dengan mengibas2 awan
Lalu menepikan kabut yang bergumpal itu
Aku yakin itu bisa menjelaskan apa yang ingin ku lihat. Yaitu “kamu”

Karna aku sangat menginginkan cahaya..

Untuk hatiku..
(29092012)

*apa aku harus menjelasakan siapa itu “kamu”?

No comments:

Post a Comment