Tuesday 12 July 2011

Si pecinta hujan

Angin malam terasa cukup dingin kali ini. Menelisik lapisan kulitku. Menggetarkan tulangku.

Dan beberapa saat kemudian hujan turun, kembali menyapa bumi. Cuaca memang kadang tak menentu.

Aku berdiam di kamar sambil membaca buku. Tiba2 pikiranku melayang ke sebelah rumah. Gadis itu..

Aku mengintip. Seseorang berkerudung sedang duduk di teras rumah. Memperhatikan hujan lagi.
Hmm.. Aku masih tak mengerti.

*******

"Fi?" Keningku mengernyit.

"Kau yakin?" Tanyaku lagi.

"Iya, kak. Namanya cuma segitu. Kalau kakak gak percaya, langsung aja tanya sendiri sana!"

Ah, mana ada nama seperti itu. Mungkin Selfi kah? Nofi?
Hatiku terus mendesak penasaran tentang siapa tetangga baruku.

Nama yang aneh..
Kelakuan aneh..

Adalah seorang gadis. Aku pertama kali melihatnya di hari kedua liburan sekolah.
Tepatnya saat hujan turun. Saat pagi basah oleh butiran air langit.

Gadis berkerudung itu duduk di teras rumahnya sambil memandang lekat awan kelam. Seolah2 seperti menghitung jumlah tetesan yang turun.

Memperhatikan hujan? Apa gunanya, pikirku..
Buang2 waktu saja.

*******

Suatu siang, aku di suruh mengantarkan makanan ke rumah tetanggaku tersebut. Rumahnya sepi. Seperti tak berpenghuni.

Di teras rumah juga tak ada siapa2. Tentu saja, di langit sedang tak ada hujan. Tak ada awan. Hanya ada matahari tak berkawan. Cerah.

Aku mencoba mengetuk pintu.
Sekali.. Senyap..
Dua kali.. Belum ada jawaban..
Tiga kali.. Aku bersiap pulang. Aku hanya mengetuk pelan.

Namun kemudian sayup2 aku mendengar suara derap tergopoh2 dari dalam. Aku mundur selangkah. Menanti tuan rumah membukakan pintu. Tiba2..

Jreeeengggg...!

Waktu seperti berhenti sejenak. Bibirku mendadak kelu. Dadaku berdegup kencang. Badanku serasa tak bertenaga. Hampir saja makanan yang aku bawa terlepas dari genggaman.


Selama ini aku tak jelas melihat wajahnya. Hujan mengaburkan pandanganku. Ah, lagi2 hujan..


Wajahnya putih. Memakai kerudung ungu.
Dia tersenyum padaku. Indah. Aku jadi kesusahan merangkai kata2.


"Maaf, ada perlu apa ya?" Gadis itu bersuara. Lembut sekali. Senyum tetap menggantung di bibirnya.


Aku tertegun. Demi melihat senyum tersebut, yang membuatku salah tingkah.

"Mmm.. Anu, ini ada.. Eh, maksud saya mau, hmm.. Makanan ini, saya mau mengantar ini. Dari ibu saya. Tetangga sebelah." Aku mencoba bersikap biasa. Namun jantungku terus bergemuruh.


"Makasih ya.. Salam untuk tante." Senyumnya kembali membiusku. Aku semakin tak karuan.

"Di rumah lagi tak ada siapa2. Paman dan bibi lagi ke rumah nenek. Mungkin nanti malam baru pulang." Dia menjelaskan tanpa sempat aku bertanya. Itu lebih bagus, karna aku benar2 spikles. Aku benci keadaan seperti ini.

Aku merasa semakin susah menguasai kondisiku. Aku tak sanggup berlama2 dengannya. Untuk saat ini saja..

"Aku pulang dulu ya.." Hanya itu yang aku ucapkan. Aku tersenyum kelu.

Aku tak mau kelihatan seperti ini terus menerus. Memalukan.
Aku memberanikan diri menatap wajahnya sebelum aku beranjak pergi. Dia kembali tersenyum manis.

Ah, dunia ini memang indah..

*******

Ini hari terakhir liburan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat.
Aku ingin menghabiskan hari ini dengan bermain PS bersama adikku. Tiba2 aku mendengar suara bel berbunyi. Aku segera ke ruang tamu dan membukakan pintu. Ternyata paman sebelah rumah.


"Maaf nak, paman buru2. Ini mau menitipkan kunci rumah. Paman dan bibi mau mengantar keponakan paman ke stasiun. Dia mau kembali ke kota. Paman titip dulu ya. Terima kasih.."
Aku hanya terdiam menerima kunci tersebut.


Namun beberapa pertanyaan berkelebat di pikiranku. Yang tak sempat aku ucapkan. Paman itu sudah duluan menghilang.

Jadi dia keponakan paman?
Kapan dia kesini lagi?
Siapa namanya?
Mengapa dia menyukai hujan?
Mengapa dia begitu mempesona? Ah, aku berlebihan..


Langit kembali gelap. Tetesan hujan bersiap turun ke bumi.
Aku menunggu. Seperti gadis itu.
Bulir air masih menggantung di atas sana. Namun hatiku telah basah oleh hujan.
Tepatnya oleh si pecinta hujan.


#Mrs.fi, why do u love the rain?


(Palembang, 110711)

No comments:

Post a Comment